Digital Safety Evolution: Jawaban INCOSHET 2025 atas Tantangan Keselamatan Kerja di Era Teknologi Berkelanjutan

Jakarta (27/02) — Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Politeknik Ketenagakerjaan kembali menyelenggarakan konferensi nasional tahunan bertajuk Indonesian Conference on Occupational Safety, Health, and Environment (INCOSHET), pada hari Selasa, 27 Mei 2025 dengan mengusung tema “Digital Safety Evolution: Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Era Teknologi Berkelanjutan.

Forum ini menjadi wadah strategis bagi berbagai kalangan praktisi, peneliti, serta mahasiswa untuk bertukar pengetahuan, berdiskusi, dan menyusun agenda masa depan keselamatan kerja di tengah transformasi teknologi yang pesat. INCOSHET tahun ini tidak hanya menjadi forum akademik, tetapi juga momentum untuk merefleksikan kembali peran K3 dalam menjawab tantangan perkembangan zaman.

Dalam forum ini, INCOSHET 2025 turut menghadirkan tiga narasumber inspiratif yang telah lama berkecimpung dalam bidang K3 untuk membagikan penerapan teknologi praktis guna mendukung pembentukan budaya keselamatan, mitigasi risiko, hingga transformasi sistem kerja di era digital, yang diantaranya adalah Naila Nisrina Hidayat sebagai HR Facility and Equipment PT Waterland Nusantara, Ramagit Darmawan Manager HSE Service Corporate PT Golden Energy Mines, serta Aris Munandar Trainer di PT Waterland Nusantara.

Penyerahan Sertifikat kepada 3 Narasumber INCOSHET 2025

Memasuki tahun kelima, INCOSHET 2025 semakin memperkuat posisinya sebagai ajang kolaboratif lintas sektor di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Forum ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dari berbagai instansi, mulai dari Kementerian Ketenagakerjaan, Balai K3 Jakarta, hingga perusahaan-perusahaan mitra yang menjalin kerja sama aktif dengan Politeknik Ketenagakerjaan.

Ramagit Darmawan sebagai salah satu narasumber mengungkapkan apresiasi tinggi atas pelaksanaan INCOSHET. Ia juga berharap dengan adanya pemaparan materi oleh praktisi-praktisi K3 dapat menjadi pemicu bagi mahasiswa untuk dapat lebih adaptif dalam mengikuti perkembangan di dunia kerja. Menurutnya, perkembangan ini juga harus diimbangi dengan kemampuan komunikasi K3 yang baik, “Di era sekarang ini, kita diminta untuk lebih fleksibel dan adaptif, seperti dalam konteks komunikasi (misalnya), kita harus mengajak pekerja untuk mengikuti aturan keselamatan yang ada”, jelasnya.

Tidak hanya melibatkan kalangan profesional, INCOSHET 2025 juga menjadi ruang temu bagi generasi muda. Mahasiswa dari berbagai kampus K3 di wilayah Jabodetabek seperti Universitas Negeri Jakarta, Universitas Indonesia Maju, Universitas Binawan, dan Perguruan Tinggi lainnya turut hadir dan berpartisipasi aktif dalam acara ini. Keterlibatan mereka menandakan bahwa semangat untuk memajukan dunia K3 tak berhenti di ruang industri, tetapi juga tumbuh kuat di ranah akademik.

Apresiasi dan Harapan: Suara dari Mahasiswa K3

Antusiasme Mahasiswa dalam Mengikuti INCOSHET 2025

Semangat untuk memperluas wawasan di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) semakin terasa di kalangan mahasiswa, salah satunya Aflah Naufal, mahasiswa semester dua jurusan K3 2024 di Politeknik ketenagakerjaan. Dalam sesi wawancara, Aflah mengungkapkan antusiasmenya, “Saya tertarik mengikuti seminar ini karena narasumbernya langsung dari HSE Sinarmas pertambangan. Ini membuka peluang besar bagi kami untuk mengetahui lebih dalam tentang dunia pertambangan dan penerapan teknologi K3 di dalamnya”, ujarnya.

Topik mengenai pentingnya K3 di dunia kerja saat ini juga menjadi sorotan dalam sesi wawancara. Bagi Aflah, K3 bukan lagi sekedar teori, melainkan aspek penting dalam dunia kerja, terutama dalam melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja. Seminar INCOSHET ini menjadi salah satu wadah penting bagi para mahasiswa dan praktisi muda untuk membangun kesadaran serta kemampuan di bidang K3. Politeknik Ketenagakerjaan, melalui program INCOSHET diharapkan dapat menunjukkan perannya dalam mencetak ahli K3 Indonesia yang unggul, responsif, dan berbasis ilmu pengetahuan. — LYA